Lalu, mana yang lebih menguntungkan untuk diinvestasikan? Apakah bitcoin atau saham?
Bitcoin dan saham adalah investasi yang berbeda. Bitcoin adalah aset digital yang terbatas dan bebas dari otoritas pusat.
Saham adalah bagian dari kepemilikan perusahaan yang tak terbatas dan diatur oleh otoritas pusat.
Keduanya memiliki risiko dan keuntungan yang berbeda. Pilihan investasi tergantung pada preferensi masing-masing investor.
Perbedaan antara bitcoin dan saham dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
Proses kepemilikan: Untuk membeli bitcoin, kamu harus membuka rekening di bursa jual beli bitcoin yang sudah diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), kemudian daftar, verifikasi dengan kartu identitas, foto dan lainnya kemudian akan diproses paling lama 1×24 jam. Setelah itu kamu tinggal deposit, dan langsung bisa beli bitcoin.
Sedangkan untuk membeli saham, kamu harus membuka rekening saham di perusahaan sekuritas yang terpercaya dan sudah terdaftar di OJK.
Proses pendaftaran ini pun harus dilakukan secara langsung ke sekuritas, dengan membawa berkas-berkas yang cukup banyak seperti kartu identitas, buku tabungan, data ahli waris, dan lainnya. Prosesnya pun belum tentu selesai dalam waktu sehari.
Pasokan: Bitcoin hanya memiliki pasokan maksimal 21 juta koin, jika seluruh koin ini sudah didistribusikan maka tidak akan ada lagi bitcoin yang tercipta.
Karena hal tersebut maka bitcoin menjadi langka, karena jumlah permintaan akan lebih besar dari penawaran. Dengan mekanisme tersebut di masa depan, harga bitcoin akan akan melambung tinggi dan bagi para investor yang memulai investasi bitcoin sejak dini.
Berbeda dengan bitcoin, saham tidak mengenal istilah pasokan yang terbatas, karena akan selalu ada perusahaan baru yang mendaftar di bursa saham dan melakukan penawaran saham ke publik.
Ini tidak akan menjadikannya langka, karena pilihan saham sangat beragam, mau yang tinggi, menengah, hingga saham kecil atau yg biasa disebut saham gorengan.